#JAKARTABANGET Part I

/
0 Comments


Minggu, 28 Agustus 2016 para anggota Suara Kreatifitas Mahasiswa atau biasa disingkat SUKMA dari Universitas Terbuka UPBJJ Jakarta pukul 14.00 WIB seharusnya sudah berkumpul di Galeri Nasional yang terletak di Jl. Medan Merdeka Timur No. 14, akan tetapi selain karena kebiasaan orang Indonesia yang ngaretable ( Baca : Tukang Ngaret ) banyak diantara anggota yang memang masih ada kegiatan pada jam yang telah dijadwalkan, saya sendiri tiba di galeri nasional pukul 13.00 WIB. 

Seperti yang telah direncanakan bahwa kegiatan SUKMA kali ini adalah jelajah observasi, mengelilingi jejak-jejak kolonial di Weltevreden. Dipandu oleh Kak Dias kami memulai perjalanan meninggalkan Galeri Nasional pukul 15.00 WIB.

1. Gereja Immanuel 

Source : www.mapio.net

Adalah salah satu gereja yang berada dilingkungan Weltevreden, Weltevreden ( bahasa Belanda berarti suasana tenang dan puas ) adalah tempat tinggal utama orang-orang Eropa di pinggiran Batavia, Gereja Immanuel Merupakan Gereja Kristen Protestan yang dibangun pada tahun 1834 - 1839, gereja yang didesain oleh JH. Horst ini terletak di seberang stasiun gambir. Bangunannya bergaya paladinisme yang merupakan gaya klasisme abad 18 yang menekankan pada simetris dan perbandingan harmonis.

2. Gedung Pancasila

                                                                                  Source : www.mapio.net

Gedung yang merupakan tempat pertemuan Dewan Rakyat atau Volksraad  pada tahun 1830 ini terletak di jalan Pejambon No. 6, Gedung ini digunakan untuk sidang BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) sampai akhirnya tanggal 1 Juni 1945 lahir sebuah nama pancasila didalam gedung ini, maka gedung ini disebut atau diberi nama gedung pancasila. Saat ini Gedung Pancasila berada dibawah pimpinan Departemen Luar Negeri.

3. Lapangan Banteng


Source : http://beritadaerah.co.id/wp-content/uploads/2015/02/228.jpg

Lapangan yang dalam bahasa belanda adalah plein ini terletak tidak jauh dari gereja katedral, Patung pembebasan irian barat menjadi ciri khasnya, terdapat beberapa macam versi kenapa lapangan ini disebut lapangan banteng, yang pertama adalah karena diceritakan bahwa dahulu lapangan banteng merupakan hutan belantara yang merupakan tempat hidup banyak hewan termasuk banteng didalamnya, sedangkan versi kedua menyebutnya lapangan banteng karena Ir. Soekarno adalah salah satu orang yang menyukai hewan tangkas seperti banteng, dan memberi nama lapangan itu dengan nama lapangan banteng.

4. Gereja Katedral

Source : www.news.merahputih.com

Gereja umat kristen Katolik ini dibangun setelah sempat ambruk pada tahun 1980 dengan gaya neo gotik yakni ciri dari bangunan Eropa. Bangunan yang diarsiteki Ir. MJ Hulswit ini dinaikan statusnya menjadi bangunan cagar budaya yang dilindungi pemerintah sejak tahun 1993. 

5. Mesjid Istiqlal

                                                                                         Source : www.kemenag.go.id

Umat Islam Indonesia tidak afdol rasanya jika ke Jakarta tidak mengunjungi Mesjid yang letaknya berdampingan dengan Gereja Katedral, Mesjid yang dibangun diatas taman wilhelmina ini adalah mesjid yang lekat dengan ornamen geometrik didalamnya. di arsiteki oleh Frederich Silaban bangunan masjid ini telihat begitu indah dan megah.

6. Gedung Kesenian Jakarta

Gedung yang terletak di Jalan Kesenian No. 1 Jakarta ini merupakan gedung peninggalan Pemerintahan Belanda yang masih berada disekitar Weltevreden. Gedung ini digunakan oleh banyak seniman untuk mementaskan karyanya baik berupa, musik, theater, film, sastra dan lainnya. Perjalanan mengelilingi Weltevreden pun berakhir disini, sebenarnya masih banyak bangunan dan cagar budaya di sekitar Weltevreden yang terlewati dan belum sempat kak Dias jelaskan, tetapi hari sudah menunjukan pukul 17.20 WIB, sudah terlalu senja untuk melanjutkan perjalanan observasi SUKMA ini, maka dipimpin oleh kak Dias -lagi, kami mengakhiri kegiatan ini dengan do'a dan foto bersama. Cheerss....










You may also like

No comments: