BENARKAH KITA SUDAH MENCINTAI TUHAN ?

/
0 Comments
Dua hari ini saya menjadi seorang yang pemikir, bukan karena setiap hari saya tidak berfikir tapi karena apa yang saya fikirkan kali ini berbeda, dan sepertinya bukan kali ini saja, tetapi beberapa kali, namun saya menindihnya dengan memikirkan-memikirkan hal yang lain lagi.

"Benarkah kita sudah mencintai Tuhan ?" Ya kalimat itu tiba-tiba bersarang dalam otak merambat sampai kedada, aku merasa bersalah sesalah-salahnya. Bukankah lebih baik terlambat menyadari daripada tak pernah sadar.

Aku egois memang ketika yang kuperbanyak adalah menunggu chat seseorang yang padahal darinya juga aku patah hati, aku menghabiskan banyak waktu, tanganku, mataku barangkali, hampir tidak pernah luput dari jangkauan handphone. 

Aku senang menulis puisi, dan dapat dipastikan 96% dari puisi-puisiku adalah perihal cinta dan perasaan kepada makhluk, sekali lagi aku merasa egois sekali karena yang kugambarkan adalah estetika perasaan tanpa memikirkan sedikitpun apa yang kutulis adalah perasaan dari si empunya makhluk.

Benarkah kita sudah mencintai Tuhan ? 

Ketika yang kita banyak pegang adalah handphone ? ketika yang lebih suka kita baca adalah kalimat yang-yangan ? ketika kita butuh hiburan yang kita lakukan adalah jalan dengan teman ? 

Seseorang baru membalas chatku dini hari dengan kalimat yang menohok waktu itu " Tahajud biar peseknya jadi mancung, sholat malam itu mustajab doanya loh. berdoa terus, sombong kalo orang solat terus gak do'a kaya udah gak butuh apa-apa" 

Well, aku yang sudah terbiasa dipilang pesek hanya tersenyum, kemudian perasaan iri itu membuncah, dan membenarkan kalimat-kalimat yang tengah kubaca keesokan harinya. Sekali lagi saya berkata "benar, kita terlalu sombong dan egois" padahal perjalanan hidup kita tidak pernah lepas dari campur tangan Tuhan.

Sebagai muslim saya memang berusaha untuk menjalankan kewajiban lima waktu saya yakni sholat, tapi apakah itu cukup ? sebut saja sunahnya juga dilakukan, baca alqurannya, sodakohnya, dan kebaikan-kebaikan yang lainnya, apakah cukup itu ? Bukankah ketika sepasang kekasih berpacaran -pun yang ia rasakan adalah selalu rindu, rindu, rindu, dan akan melakukan apapun agar orang yang kita cintai mencintai kita. lalu bagaimana ?

Benarkah kita sudah mencintai Tuhan ? 

Mari jawab sama-sama dalam kerendahan hati, cukup dalam hati.


You may also like

No comments: