Workshop Puisi Multimedia

/
0 Comments
Sabtu (17/9), bertempat di gedung DPP Partai Perindo Jl. Pangeran Diponegoro No. 29 Menteng, Jakarta Pusat, telah dilaksanakan workshop puisi multimedia yang menghadirkan Asrizal Nur selaku pegiat puisi multimedia sebagai narasumber.

Acara dimulai pukul 13.30 WIB, sambutan pun diberikan oleh ketua GRIND ( Garda Rajawali Perindo ) yakni Bapak Khuntum Khoiru Basa, dan dilanjutkan dengan sambutan dari Ibu Devi Permatasari. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menumbuhkan kesenian, bukan hanya melihatnya dari kejauhan namun mencoba memasukan kesenian kedalam segi kehidupan, kegiatan workshop kesenian dan budaya inipun akan dijadikan agenda rutin setiap bulan, yakni setiap hari sabtu pada minggu kedua, pungkas ketua bidang seni budaya dan pariwisata DPP Partai Perindo tersebut.

Asrizal Nur selaku pemateri pun langsung membeberkan materi mengenai pembacaan puisi multimedia, adapun pembacaan puisi multimedia sendiri dapat didefinisikan sebagai pembacaan puisi dengan menggabungkan media didalamnya, baik media berupa tari, musik, film dan media lainnya.

Penyair yang berasal dari Riau itupun mengungkapkan bagaimana seharusnya membaca puisi dijadikan sebagai sumber kekayaan budaya karena satu-satunya kekayaan Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain adalah poetry reading atau membaca puisi. 

Dalam perkembangannya puisi yang sudah ada sejak zaman dahulu kini mulai asing, pada tahun 1970 kegiatan membuat dan membaca puisi masih dihargai oleh negara, dimana petinggi-petinggi negara senang membuat dan membacakan puisi, sebut saja Ir. Soekarno, Hatta dan Syahrir yang senang membaca puisi namun pada tahun 2000an puisi mulai tersingkir dan penyair menjadi bagian elit, puisi menjadi asing terutama dikalangan anak muda yang menilai bahwa membaca puisi adalah hal yang kuno.

Asrizal Nur menuturkan bahwa semangat membaca puisi yang hilang itu disebabkan karena tidak diikuti dengan semangat perkembangan zaman.

Tiga hal yang seharusnya membuat seseorang bangga terhadap puisi yakni :
  1.   Membaca puisi merupakan satu-satunya kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan bangsa lain
  2. Tidak sekedar tontonan tapi juga merupakan tuntunan
  3.  Membaca puisi juga dapat memberikan pencerahan

Asrizal Nur pun tidak sungkan memberikan rahasianya dalam membaca puisi yakni membaca puisi berarti membaca peristiwa yang disampaikan oleh penyair didalam puisi itu. Tak luput Asrizal Nur pun mencontohkan beberapa teknik pembacaan puisi dan memutarkan karya-karya puisi multimedianya.

Workshop tentang puisi multimedia pun ditutup dengan penyerahan plakat kepada pemateri dan sertifikat kepada peserta workshop.


Contoh Puisi Multimedia :






You may also like

No comments: