CATET, Waria Adalah Pilihan - Aku Bisa Apa ?

/
0 Comments

Ibukota Jakarta dengan mobilitas kehidupan yang hampir dua puluh empat jam membuat saya terpaksa melihat berbagai sisi, kondisi dan pernak-pernik kehidupan lain didalamnya.

Ada yang menarik perhatian saya ketika bulan ini saya disibukan beberapa kegiatan sehingga terpaksa pulang tengah malam dengan jadwal kereta paling akhir, yakni keberadaan segerombolan waria dengan dandanan menor lengkap dengan salon kecil yang terselempang disalah satu lengannya.

Aku meringis, hati teriris. Memang, keberadaan waria disekeliling kita bukanlah hal yang awam diketahui, kita juga tidak perlu lantas menghakimi atau memandang sebelah mata perihal keberadaannya. Yang perlu digaris bawahi adalah betapa kehidupan mampu memaksa seseorang hidup bukan pada kehidupan sebenarnya, yakni kodrat yang terlahirkan.

Ada ironi yang hadir ketika saya tanpa sengaja bertemu muka dengan mereka, jujur kerap kali dada saya berdesir mendapati pernak-pernik kehidupan semacam itu, tapi bukankah sesuatu terjadi tidak begitu saja melainkan karena ada sebab ?

Jika saya diperbolehkan menerka, kebutuhan hiduplah yang saya ajukan sebagai alasan utama, kenapa ? Sebab kebutuhan mampu mengubah pola pikir, tindakan bahkan watak seseorang.

Seseorang bisa terpaksa mencopet, menjadi maling bahkan korupsi pun karena kebutuhan, karena desakan ekonomi dan kesempatan, begitu juga menjadi seorang waria. Dulu sekali, saya begitu takut, gemetar dan merinding setiap melihat waria. Tetapi kehidupan semakin jauh mengajakku untuk memahami, untuk membuka mata bahwa mereka juga manusia.

Setiap ingin bertanya, kenapa memilih menjadi waria saya berspekulasi dengan jawaban-jawaban sendiri, lantas menarik diri dari pertanyaan semacam itu. Ya, hidup adalah pilihan, kita mungkin tidak akan pernah tau bagaimana beratnya mereka memilih jalan kehidupannya sebagai waria, kita juga tidak pernah tahu perang batin yang mereka alami.

Mungkinkah kehidupan sudah terlalu kejam sehingga memilih menjadi waria adalah jalan ? ah entahlah, kembali lagi bahwa kehidupan adalah pilihan, lalu kapan kamu milih aku ? eeeeeh....





You may also like

No comments: